Ambon Manise

Dec 9, 2013 by

Kesempatan untuk berada di Ambon Manise ini datang karena sang suami mendapat tawaran untuk bergabung dalam sebuah acara KKR yang diadakan oleh pemerintah kota Ambon dan Voice in the City yang bernama “Ambon Berdoa dan Bersyukur”. Karena perjalanan ini adalah sebuah perjalanan kerja, kami tidak berkesempatan untuk mengunjungi pulau-pulau lain di kepulauan Maluku. Beberapa tempat juga saya kunjungi tanpa suami karena komitmen pekerjaannya. Untuk membaca lebih banyak tentang KKR ini, klik disini.

 

Mata saya terpaku pada pulau yang berada di bawah langit biru dan lukisan awan putih saat Pak Pilot berkata, “Selamat datang di Ambon.” Tidak pernah terlintas dalam pikiran bahwa suatu hari saya akan menginjakkan kaki di tanah Maluku, negeri yang terkenal dengan sagu, cengkeh, pala, minyak kayu putih dan mutiara. Rempah-rempah pula yang membuat kepulauan ini begitu diinginkan oleh bangsa Portugis bertahun-tahun yang lalu.

Dibalik keindahan pulau ini, masih tersimpan kesedihan mendalam karena konflik 5 yang pernah terjadi di tahun-tahun yang lalu. Saat kami menuju pantai-pantai indah yang ada di pulau ini, Pak Aleka, supir yang membawa kami berjalan-jalan, beberapa kali menunjukkan puing rumah-rumah yang habis terbakar saat terjadi keributan di Ambon. Miris rasanya mendengar begitu banyak amarah dan kekerasan yang pernah terjadi di sini sementara kami mata kami terus menerus dimanjakan dengan hamparan air laut yang begitu meneduhkan.

Selain mata yang dimanjakan, lidah kami juga dimanjakan dengan berlimpahnya ikan bakar yang ada di kota ini. Sebagai sebuah kepulauan, tidak heran bahwa makanan yang mudah ditemui di Ambon adalah ikan bakar dan hasil laut lainnya terutama cumi-cumi. Sebagai pecinta makanan laut, saya menikmati berbagai ikan bakar yang tentu saja ditemani oleh segarnya sambal colo-colo. Jika setelah perjalanan ke Surabaya kami memutuskan untuk puasa makan ayam (baca ceritanya disini), tidak demikian dengan jalan-jalan ke Ambon. Kami malah tambah ingin menyantap ikan bakar yang segar seperti yang kami dapatkan di Ambon.

Saya begitu terpesona dengan keindahan alam pulau ini dan saya berharap bisa kembali lagi suatu hari nanti. Mungkin untuk membawa anak-anak saya untuk bermain dengan bebasnya seperti anak-anak manis yang saya temui di Santai Beach. Satu doa yang saya selipkan seraya memandang keindahan matahari terbenam di Tanjung Latuhalat adalah agar Ambon Manise bisa kembali berjaya dan dicintai.

 

Menuju Ambon

Menuju Ambon

Feri untuk menyebrangi Teluk Ambon

Feri untuk menyebrangi Teluk Ambon

Ferry to cross Ambon Bay

Pepeda, makanan khas Maluku yang terbuat dari Sagu

Pepeda, makanan khas Maluku yang terbuat dari Sagu. Alat penyendok bernama gata-gata.

kuah untuk Pepeda

kuah untuk Pepeda

Makan Rujak di Pantai Natsepa

Makan Rujak di Pantai Natsepa

makan rujak dengan matahari terbenam

makan rujak dengan matahari terbenam

menikmati matahari terbenam di Pantai Natsepa

menikmati matahari terbenam di Pantai Natsepa

Pattimura, sang pahlawan dari Maluku

Pattimura, sang pahlawan dari Maluku

mengunjungi Museum Kebudayaan Maluku

mengunjungi Museum Kebudayaan Maluku

berolahraga di Lapangan Merdeka

berolahraga di Lapangan Merdeka

Ambon Manise Lapangan Merdeka

nuansa natal di sekitar Kota Ambon

nuansa natal di sekitar Kota Ambon

ulang tahun ke 25!

ulang tahun ke 25!

Makan ikan bakar setiap hari!

Makan ikan bakar setiap hari!

Es buah khas Maluku yang menggunakan jus sirsak

Es buah khas Maluku yang menggunakan jus sirsak

Talam sagu, cemilan khas Maluku

Talam sagu, cemilan khas Maluku

Babi goreng dan sate babi. Oink oink

Babi goreng dan sate babi. Oink oink

Coto Makassar

Coto Makassar, dimakan bersama boras (sejenis lemper)

Ikan Bakar dengan sambal colo-colo yang segar

Ikan dan udang bakar dengan sambal colo-colo yang segar

cemil-cemil di sore hari

cemil-cemil di sore hari dengan sirup pala yang menyegarkan

Kopi susu dengan kenari

Rarobang; kopi susu dengan serpihan kenari

Pantai Pintu Kota

Pantai Pintu Kota

Pantai Pintu Kota

Pantai Pintu Kota

Pantai Pintu Kota

Pantai Pintu Kota

jatuh cinta dengan Santai Beach

saya jatuh cinta di Santai Beach

air laut yang menggoda untuk diselami

air laut yang menggoda untuk diselami

rainbow at Santai Beach

batu alam di Santai Beach

air pantai yang begitu jernih

air pantai yang begitu jernih

Bersama Pak Aleka di Tanjung Ratu Halat

Bersama Pak Aleka di Tanjung Ratu Halat

menunggu matahari terbenam

matahari terbenam di Tanjung Latuhalat

matahari terbenam di Tanjung Latuhalat

 

Related Posts

Share This

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>